Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas VII di SMPN 31 Samarinda
1.1 Latar Belakang
Saya memilih jurnal dengan judul
“Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMPN 31
Samarinda” karena saya pernah menjadi salah satu korban bullying semasa saya
SMP dahulu. Dan dari situlah saya terinspirasi untuk mencari jurnal ini. Selain
itu saya juga mempunyai adik yang berada di jenjang SMP. Saya ingin melihat
adakah hubungannya antara cara belajarnya di rumah dengan pergaulannya di
sekolah.
Review Jurnal
1. Identitas
Jurnal
Judul : Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas VII Di SMPN 31 Samarinda
Penulis :
Puspa Amrina
2. Ringkasan
Jurnal
2.1 Pendahuluan
Program pendidikan wajib belajar di
Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950. Dalam UU nomor 4 tahun 1950 jo UU
nomor 12 tahun 1954 telah ditetapkan bahwa setiap anak usia 8-14 tahunterkcna
pendidikan wajib belajar. Namur program pendidikan wajib belajar yang
dicanangkan oleh pemerintah belum dapat berialan sebagaimana mestinya, karena
adanya pergolakan pohtik secara tetus-menerus. (A. Daliman, 1995:138). Namun,
suatu budaya telah tercipta diantara para pelajar yaitu Bullying. Banyak faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku
bullying. Quiroz dkk (2006; dalam Anesty, 2009) mengemukakan sedikitnya
terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan perilaku bullying, yaitu
terpengaruh oleh lingkungan keluarga, pergaulan teman sebaya, dan pengaruh
media sosial. Bullying biasanya dilakukan oleh kakak kelas terhadap adik
kelasnya atau lebih tepatnya dari senior ke junior.
Hal ini dilakukan dengan alasan yang
dibuat buat hanya untuk membela apa yang akan mereka lakukan. Seperti contoh
mereka akan memberi alasan untuk membentuk mental junior yang akan menjadi
anggota OSIS agar bekerja walaupun berada di bawah tekanan. Karena bullying,
pengaruh negative pun muncul seperti karena OSIS itu identik dengan rapat dan
memakan waktu setelah pulang sekolah, secara tidak langsung siswa akan pulang
hampir larut malam karena segan meminta izin untuk pulang lebih awal kepada
seniornya. Karena hal tersebut, ketika sampai di rumah siswa tersebut merasa
letih dan langsung beranjak ke kasur untuk tidur. Padahal besoknya siswa
tersebut ada ulangan dan tidak sempat belajar sehingga nilainya pun menurun.
Inilah alasan mengapa perilaku bullying
merupakan penghambat besar bagi seorang siswa untuk mengaktualisasikan diri dan
dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Karena situasi, suasana internal dan
eksternal dalam suatu sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain dan
mempengaruhi perilaku orang-orang di dalamnya, menurut Hoy dan Miskel (dalam
Rovai dkk, 2005).
2.2 Permasalahan
Adakah pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa?
2.3 Tinjauan Pustaka
A. Motivasi Belajar
Menurut Pintrich (2003) Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere,
yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat
orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
motivasi adalah proses yang
memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki
motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama menurut
Santrock (2007)
Dalam kegiatan belajar, motivasi bisa
dianalogikan sebagai penggerak untuk kita melakukan atau mempelajari sesuatu
sehingga subjek yang dipelajari dapat tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi
belajar akan berfokus kepada apa yang akan dilakukan dan apa manfaat yang bisa
diambil serta proses seperti apa yang akan dijalani.
1.
Aspek- Aspek Motivasi Belajar
Yang dikemukakan oleh Santrock (2007) ada dua aspek. Yaitu :
·
Motivasi Ekstrinsik :
Melakukan sesuatu untuk mendapatkan balasan
imbalan yang berupa reinforcement negative maupun reinforcement positive.
·
Motivasi Instrinsik :
Terdapat dua motivasi Instrinsik, berupa :
Ø
Motivasi
intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Hal ini terjadi
atas dasar kemauan dari diri sendiri.
Ø
Motivasi
intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Terjadi ketika seseorang merasa dalam
keadaan konsentrasi yang tinggi sehingga dalam pengerjaannya tidak merasa
terlalu sulit.
2.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar
Menurut Hutagalung (2005) ada dua factor yang mempengaruhi
motivasi seseorang, yaitu :
·
Faktor internal :
Keterampilan, pengalaman masa lampau,
aspirasi atau harapan masa depan.
·
Faktor eksternal :
Tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan
kelompok atau sosial, lingkungan.
3. Prinsip-
Prinsip Motivasi Belajar
Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
menurut Keller (dalam Suciati, 2006), disebut sebagai model ARCS, yaitu :
·
Attention
(perhatian); muncul karena
keingintahuan.
·
Relevance (relevansi); adanya korelasi
antara materi dan interpretasi.
·
Confidence
(percaya diri); merasa
kompeten atau mampu.
·
Satisfaction
(kepuasan); keberhasilan
akan mencapai kepuasan.
B. Perilaku
Bullying
Menurut Riauskina,
Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan bullying sebagai perilaku
agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok yang
memiliki kekuasaan, terhadap orang lain yang lebih lemah, dengan tujuan
menyakiti orang tersebut. Perilaku bullying ada lima kategori, yaitu :
·
Kontak
fisik langsung; berupa pukulan, tendangan, dll.
·
Kontak
verbal langsung; mencacimaki orang tersebut.
·
Non-verbal
langsung; menatap sinis, menjulurkan lidah, dll.
·
Non-verbal
tidak langsung; mendiamkan sesorang, memanipulasi persahabatan.
·
Pelecehan
seksual; pemerkosaan.
1. Karakteristik
Korban
ciri-ciri yang terkait dengan korban
itu antara lain:
o
Anak baru di lingkungan itu.
o
Anak termuda atau paling kecil di
sekolah.
o
Anak yang pernah mengalami trauma
sehingga sering menghindar karena rasa takut.
o
Anak penurut karena cemas, kurang
percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin
menyenangkan.
o Anak
yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain.
2. Karakteristik
Pelaku
Ciri- ciri yang terkait dengan
perilaku itu antara lain :
o
Suka mendominasi anak lain.
o
Suka memanfaatkan anak lain untuk
mendapatkan apa yang diinginkan.
o
Sulit melihat situasi dari titik
pandang anak lain.
o
Hanya peduli pada keinginan dan
kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan perasaan anak lain.
o
Cenderung melukai anak lain ketika
orangtua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.
C. Pengaruh
Perilaku Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Perilaku bullying yang
terjadi di lingkungan sekolah berdampak pada tidak adanya rasa aman dan nyaman,
membuat para korban bullying merasa
takut dan terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit berkonsentrasi
dalam belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, enggan
bersekolah, pribadi yang tidak percaya diri dan sulit berkomunikasi, sulit
berpikir jernih sehingga prestasi akademisnya dapat terancam merosot. Mungkin
pula, para korban bullying akan
kehilangan rasa percaya diri kepada lingkungan yang banyak menyakiti dirinya
(Yayasan SEJIWA, 2008).
Metode Penelitian
A. Subjek
Penelitian
Siswa siswi kelas VII SMPN 31 Samarinda tahun ajaran
2012/2013
B. Metode
Pengumpulan Data
alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa angket tertutup (kuesioner).
Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
Pada
angket penelitian ini menggunakan skala Likert yang merupakan pengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social
Jenis pernyataan skala Likert ada dua macam, yaitu pernyataan positif
dengan skor 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif dengan skor 1, 2, 3, 4.
C. Metode Analisis Data
Analisis data menggunakan tehnik analisis Correlation Product Moment melalui media alat analisis SPSS (Statistical Packade for Sosial
Science) 13 for Window.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Karakteristik Responden
Individu yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 100
siswa kelas VII, adapun karakteristik sampel berdasarkan kelas pada SMPN
31 Samarinda yakni pada siswa kelas VII berjumlah 100 siswa dengan persentase
kelas VIIA sejumlah 32 persen, kelas VIIB sejumlah 35 persen dan kelas VIIC
sejumlah 33 persen.
Hasil Uji Asumsi
a. Hasil Uji
Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas menggunakan
teknik statistik non parametrik one sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah
yang digunakan adalah jika p > 0.05 maka sebarannya normal, sebaliknya jika
p < 0.05 maka sebarannya tidak normal (Hadi, 2000). Maka dalam penelitian
ini dapat dilihat dari hasil uji normalitas pada tabel 16 dibawah ini :
Hasil Uji
Normalitas dapat ditafsirkan sebagai berikut:
1) Hasil uji normalitas sebaran terhadap
variabel motivasi belajar menghasilkan nilai Z= 0.829 dan p= 0.497 (p>0.05).
Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir motivasi belajar
adalah normal.
2) Hasil uji asumsi normalitas sebaran terhadap
variabel Bullying menghasilkan nilai Z = 0.639 dan p = 0.808
(p>0.05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir bullying
adalah normal.
b. Hasil Uji
Linearitas
Uji asumsi linearitas dilakukan
untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Uji linearitas dapat pula untuk mengetahui taraf penyimpangan dari
linearitas hubungan tersebut. Adapun kaidah yang digunakan dalam uji linearitas
hubungan adalah bila nilai linearity p < 0.05 maka hubungan dinyatakan
linear, atau apabila nilai deviant from linearity p > 0.05 maka hubunngan
dinyatakan linear.
Hasil uji asumsi linieritas
antara motivasi belajar dan bullying mempunyai nilai deviant from
linearity F= 1.319 dan p= 0.172< 0.05 yang berarti hubungannya
dinyatakan linier.
Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi
belajar siswa. Berdasarkan hasil deskriptif data diperoleh bahwa mean empiric motivasi belajar siswa
sebesar 83.21 lebih rendah dari mean
hipotetik 65.00. Sedangkan hasil analisis deskriptif data perilaku bullying sebesar 70.86 lebih rendah
dari mean hipotetik 80.00.
Apabila mean empiric lebih
tinggi dari mean hipotetik maka
dapat dikatakan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa SMP Negeri
31 Samarinda mendapatkan bullying
dan motivasi belajar tetap tinggi. Dari hasil pengisian skala penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata siswa memiliki tingkat bullying sedang atau sekitar 39.00% dengan tingkat motivasi
belajar sedang atau sekitar 40.00%.
Simpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari penelitian kali ini yaitu hipotesis yang diajukan oleh
peneliti ditolak dengan demikian, tidak terdapat pengaruh perilaku bullying
terhadap motivasi belajar.
Saran
Materi
yang disampaikan sudah cukup informatif dan sangat membuka wawasan, namun terlalu
banyak pengulangan kata dan dari narasumber yang berbeda- beda. Walaupun baik
untuk mempunyai referensi yang banyak, namun ketika berlebihan akan membuat pembaca
akan cepat bosan bahkan kehilangan minat untuk melanjutkan membaca jurnal
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar