Selasa, 20 Januari 2015

Review Jurnal



Halo bloggers! Ketemu lagi nih di post saya kali ini hehe... Hari ini saya berkeinginan untuk membuat post tentang review jurnal yang waktu itu diberikan oleh dosen filsafat saya.
Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Kelas VII di SMPN 31 Samarinda

1.1  Latar Belakang

Saya memilih jurnal dengan judul “Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMPN 31 Samarinda” karena saya pernah menjadi salah satu korban bullying semasa saya SMP dahulu. Dan dari situlah saya terinspirasi untuk mencari jurnal ini. Selain itu saya juga mempunyai adik yang berada di jenjang SMP. Saya ingin melihat adakah hubungannya antara cara belajarnya di rumah dengan pergaulannya di sekolah.

Review Jurnal

1. Identitas Jurnal

Judul     : Pengaruh Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas VII Di SMPN 31 Samarinda
Penulis : Puspa Amrina

2.    Ringkasan Jurnal

2.1  Pendahuluan

Program pendidikan wajib belajar di Indonesia telah dirintis sejak tahun 1950. Dalam UU nomor 4 tahun 1950 jo UU nomor 12 tahun 1954 telah ditetapkan bahwa setiap anak usia 8-14 tahunterkcna pendidikan wajib belajar. Namur program pendidikan wajib belajar yang dicanangkan oleh pemerintah belum dapat berialan sebagaimana mestinya, karena adanya pergolakan pohtik secara tetus-menerus. (A. Daliman, 1995:138). Namun, suatu budaya telah tercipta diantara para pelajar yaitu Bullying. Banyak faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku bullying. Quiroz dkk (2006; dalam Anesty, 2009) mengemukakan sedikitnya terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan perilaku bullying, yaitu terpengaruh oleh lingkungan keluarga, pergaulan teman sebaya, dan pengaruh media sosial. Bullying biasanya dilakukan oleh kakak kelas terhadap adik kelasnya atau lebih tepatnya dari senior ke junior.
Hal ini dilakukan dengan alasan yang dibuat buat hanya untuk membela apa yang akan mereka lakukan. Seperti contoh mereka akan memberi alasan untuk membentuk mental junior yang akan menjadi anggota OSIS agar bekerja walaupun berada di bawah tekanan. Karena bullying, pengaruh negative pun muncul seperti karena OSIS itu identik dengan rapat dan memakan waktu setelah pulang sekolah, secara tidak langsung siswa akan pulang hampir larut malam karena segan meminta izin untuk pulang lebih awal kepada seniornya. Karena hal tersebut, ketika sampai di rumah siswa tersebut merasa letih dan langsung beranjak ke kasur untuk tidur. Padahal besoknya siswa tersebut ada ulangan dan tidak sempat belajar sehingga nilainya pun menurun.
Inilah alasan mengapa perilaku bullying merupakan penghambat besar bagi seorang siswa untuk mengaktualisasikan diri dan dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Karena situasi, suasana internal dan eksternal dalam suatu sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain dan mempengaruhi perilaku orang-orang di dalamnya, menurut Hoy dan Miskel (dalam Rovai dkk, 2005).

2.2  Permasalahan

Adakah pengaruh bullying terhadap motivasi belajar siswa?

2.3 Tinjauan Pustaka

A. Motivasi Belajar

Menurut Pintrich (2003) Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas.
motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama menurut Santrock (2007)
Dalam kegiatan belajar, motivasi bisa dianalogikan sebagai penggerak untuk kita melakukan atau mempelajari sesuatu sehingga subjek yang dipelajari dapat tercapai. Siswa yang mempunyai motivasi belajar akan berfokus kepada apa yang akan dilakukan dan apa manfaat yang bisa diambil serta proses seperti apa yang akan dijalani.

1.     Aspek- Aspek Motivasi Belajar

Yang dikemukakan oleh Santrock (2007) ada dua aspek. Yaitu :
·       Motivasi Ekstrinsik :
Melakukan sesuatu untuk mendapatkan balasan imbalan yang berupa reinforcement negative maupun reinforcement positive.
·       Motivasi Instrinsik :
Terdapat dua motivasi Instrinsik, berupa :
Ø  Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Hal ini terjadi atas dasar kemauan dari diri sendiri.
Ø  Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Terjadi ketika seseorang merasa dalam keadaan konsentrasi yang tinggi sehingga dalam pengerjaannya tidak merasa terlalu sulit.

2.     Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Menurut Hutagalung (2005) ada dua factor yang mempengaruhi motivasi seseorang, yaitu :
·       Faktor internal :
Keterampilan, pengalaman masa lampau, aspirasi atau harapan masa depan.
·       Faktor eksternal :
Tuntutan kepentingan keluarga, kehidupan kelompok atau sosial, lingkungan.

3.     Prinsip- Prinsip Motivasi Belajar

Prinsip-prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran menurut Keller (dalam Suciati, 2006), disebut sebagai model ARCS, yaitu :
·       Attention (perhatian); muncul karena keingintahuan.
·        Relevance (relevansi); adanya korelasi antara materi dan interpretasi.
·       Confidence (percaya diri); merasa kompeten atau mampu.
·       Satisfaction (kepuasan); keberhasilan akan mencapai kepuasan.

B.  Perilaku Bullying

Menurut Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2005) mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok  yang memiliki kekuasaan, terhadap orang lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Perilaku bullying ada lima kategori, yaitu :
·       Kontak fisik langsung; berupa pukulan, tendangan, dll.
·       Kontak verbal langsung; mencacimaki orang tersebut.
·       Non-verbal langsung; menatap sinis, menjulurkan lidah, dll.
·       Non-verbal tidak langsung; mendiamkan sesorang, memanipulasi persahabatan.
·       Pelecehan seksual; pemerkosaan.

1.    Karakteristik Korban

ciri-ciri yang terkait dengan korban itu antara lain:
o   Anak baru di lingkungan itu.
o   Anak termuda atau paling kecil di sekolah.
o   Anak yang pernah mengalami trauma sehingga sering menghindar karena rasa takut.
o   Anak penurut karena cemas, kurang percaya diri, atau anak yang melakukan sesuatu karena takut dibenci atau ingin menyenangkan.
o   Anak yang perilakunya dianggap mengganggu orang lain.

2.    Karakteristik Pelaku

Ciri- ciri yang terkait dengan perilaku itu antara lain :
o   Suka mendominasi anak lain.
o   Suka memanfaatkan anak lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
o   Sulit melihat situasi dari titik pandang anak lain.
o   Hanya peduli pada keinginan dan kesenangannya sendiri, dan tak mau peduli dengan perasaan anak lain.
o   Cenderung melukai anak lain ketika orangtua atau orang dewasa lainnya tidak ada di sekitar mereka.

C. Pengaruh Perilaku Bullying Terhadap Motivasi Belajar Siswa

Perilaku  bullying yang terjadi di lingkungan sekolah berdampak pada tidak adanya rasa aman dan nyaman, membuat para korban bullying merasa takut dan terintimidasi, rendah diri serta tak berharga, sulit berkonsentrasi dalam belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, enggan bersekolah, pribadi yang tidak percaya diri dan sulit berkomunikasi, sulit berpikir jernih sehingga prestasi akademisnya dapat terancam merosot. Mungkin pula, para korban bullying akan kehilangan rasa percaya diri kepada lingkungan yang banyak menyakiti dirinya (Yayasan SEJIWA, 2008).

Metode Penelitian

A.    Subjek Penelitian

Siswa siswi kelas VII SMPN 31 Samarinda tahun ajaran 2012/2013

B.    Metode Pengumpulan Data

alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa angket tertutup (kuesioner). Angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
Pada angket penelitian ini menggunakan skala Likert yang merupakan pengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social Jenis pernyataan skala  Likert ada dua macam, yaitu pernyataan positif dengan skor 4, 3, 2, 1 dan pernyataan negatif dengan skor 1, 2, 3, 4.

C. Metode Analisis Data

Analisis data menggunakan tehnik analisis Correlation Product Moment melalui media alat analisis SPSS (Statistical Packade for Sosial Science) 13 for Window.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Karakteristik Responden

Individu yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 siswa kelas VII, adapun  karakteristik sampel berdasarkan kelas pada SMPN 31 Samarinda yakni pada siswa kelas VII berjumlah 100 siswa dengan persentase kelas VIIA sejumlah 32 persen, kelas VIIB sejumlah 35 persen dan kelas VIIC sejumlah 33 persen.

 

Hasil Uji Asumsi

a.      Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji asumsi normalitas menggunakan teknik statistik non parametrik one sample Kolmogrov-Smirnov. Kaidah yang digunakan adalah jika p > 0.05 maka sebarannya normal, sebaliknya jika p < 0.05 maka sebarannya tidak normal (Hadi, 2000). Maka dalam penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji normalitas pada tabel 16 dibawah ini :
Hasil Uji Normalitas dapat ditafsirkan sebagai berikut:
1)      Hasil uji normalitas sebaran terhadap variabel motivasi belajar menghasilkan nilai Z= 0.829 dan p= 0.497 (p>0.05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir motivasi belajar adalah normal.
2)      Hasil uji asumsi normalitas sebaran terhadap variabel Bullying menghasilkan nilai Z = 0.639 dan p = 0.808 (p>0.05). Hasil uji berdasarkan kaidah menunjukkan sebaran butir-butir bullying adalah normal.


b.      Hasil Uji Linearitas

Uji asumsi linearitas dilakukan untuk mengetahui linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Uji linearitas dapat pula untuk mengetahui taraf penyimpangan dari linearitas hubungan tersebut. Adapun kaidah yang digunakan dalam uji linearitas hubungan adalah bila nilai linearity p < 0.05 maka hubungan dinyatakan linear, atau apabila nilai deviant from linearity p > 0.05 maka hubunngan dinyatakan linear.
Hasil uji asumsi linieritas antara motivasi belajar dan bullying mempunyai nilai deviant from linearity F= 1.319 dan p= 0.172< 0.05 yang berarti hubungannya dinyatakan linier.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil deskriptif data diperoleh bahwa mean empiric motivasi belajar siswa sebesar 83.21 lebih rendah dari mean hipotetik 65.00. Sedangkan hasil analisis deskriptif data perilaku bullying sebesar 70.86 lebih rendah dari mean hipotetik 80.00. Apabila mean empiric lebih tinggi dari mean hipotetik maka dapat dikatakan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa SMP Negeri 31 Samarinda mendapatkan bullying dan motivasi belajar tetap tinggi.  Dari hasil pengisian skala penelitian menunjukkan bahwa rata-rata siswa memiliki tingkat bullying sedang atau sekitar 39.00% dengan tingkat motivasi belajar sedang atau sekitar 40.00%.

Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian kali ini yaitu hipotesis yang diajukan oleh peneliti ditolak dengan demikian, tidak terdapat pengaruh perilaku bullying terhadap motivasi belajar.



Saran

                  Materi yang disampaikan sudah cukup informatif dan sangat membuka wawasan, namun terlalu banyak pengulangan kata dan dari narasumber yang berbeda- beda. Walaupun baik untuk mempunyai referensi yang banyak, namun ketika berlebihan akan membuat pembaca akan cepat bosan bahkan kehilangan minat untuk melanjutkan membaca jurnal tersebut.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar